Langsung ke konten utama

A Martial Odyssey BAB 8. Penghianatan di Dunia Bela Diri

Ketika Yi Ping kembali dengan dua botol anggur istimewa yang dia beli. Sambil memikul anggur itu, tak terasa hari sudah hampir malam.

Yi Ping tidak melihat Nona Ji di manapun. Hatinya menjadi kelam, Apakah dia berbohong padanya? Bukan saja dia yang tidak ada di sini, tapi dia juga kehilangan pedang berharganya itu.

Dikatakan bahwa ahli di dunia bela diri penuh dengan tipu muslihat dan tipu daya. Aturan pertama yan harus diingat adalah, jangan pernah mempercayai siapa pun. Beberapa petarung mungkin tidak bermaksud jahat tetapi tidak akan ragu untuk menipu orang lain. Dan sepertinya alasan Nona Ji membantunya hanya untuk bisa mengelabuinya agar memberikan pedangnya yang berharga itu atas kehendaknya sendiri.

Setelah berteriak selama beberapa waktu, hatinya semakin kelam. Dia kecewa dan mengutuk, “Namanya….namanya mungkin bukan nama sebenarnya! Betapa bodohnya aku.”

Dia menenangkan diri dan setelah beberapa saat, dia berkata pada dirinya sendiri, “Aku hanya kehilangan pedang tetapi telah berkenalan dengan seorang wanita yang luar biasa. Dia telah menyelamatkan hidupku dan aku belum membalasnya. Jika dia menyukai pedang itu, aku akan memberikannya bahkan jika dia tidak memintanya. Dia telah memintaku pergi ke kota untuk membeli beberapa botol anggur. Bukankah itu ide yang bagus juga? Sebelumnya aku tidak bisa minum dengan tenang di kota tapi sekarang, aku bisa minum dengan tenang di tempat ini!”

Dia mulai membuka tutup botol dan mulai menikmati anggur itu. Rasa anggir itu membuatnya tenang dan terhibur.

Tapi sekali lagi, dia merasa terganggu.

“Aku telah memintamu untuk membeli beberapa anggur untuk orang tua aneh itu, tapi kamu malah meminumnya sendiri? Aku pikir kamu memiliki kesungguhan hati untuk bisa menjadikan orang tua aneh itu sebagai master bela dirimu? Hmph, kau benar-benar…” Sebuah suara familiar terdengar memarahinya dengan lembut.

Hati Yi Ping kembali cerah. Dia mendongak dan melihat Nona Ji berjalan ke arahnya. Dia menggosok hidungnya dan diam-diam sangat senang bisa melihatnya lagi. Dia berkata, "Aku pikir kamu pergi, jadi aku memutuskan untuk minum sendiri."

Ji Lingfeng tersenyum, “Kamu pikir aku pergi? Apakah kamu tidak merindukanku? Jika aku pergi, mengapa kamu tidak akan mencariku?"

Yi Ping terdiam dan berkata, “Aku tidak berpikir sejauh itu. Jika kamu ingin pergi, untuk alasan apa aku menghentikanmu?”

Ji Lingfeng tersenyum, “Sepertinya kamu benar-benar orang yang tidak berperasaan. Ini, ambil kembali ini!” Dia melemparkan pedang berharga itu padanya.

Yi Ping menangkap pedang di itu dan menyimpannya, kemudian berkata, "Aku benar-benar berpikir bahwa kamu telah pergi..."

Ji Lingfeng menghela nafas, "Ini semua salahmu!"

Yi Ping bertanya, “Salahku?”

Ji Lingfeng dengan sedih berkata, “Aku menunggumu dan bermain di tepi sungai. Tiba-tiba, dua orang wanita datang untuk menyerangku hanya karena aku memiliki pedangmu itu. Mereka terus menuduhku mencuri pedang mereka. Melihat teknik bela diri mereka, jelas bahwa mereka berasal dari Istana Es Abadi."

Dia menambahkan dengan sinis, "Jadi itu jaminanmu sebelumnya bahwa tidak ada yang akan mengincar pedang ini?"

Yi Ping terkejut dan dia bertanya dengan tergesa-gesa, “Mereka kembar? Apakah mereka baik-baik saja? Apa yang kamu lakukan pada mereka?”

Ji Lingfeng jelas tidak senang dan dia menjawab dengan dingin, “Bukankah seharusnya kamu bertanya apakah aku baik-baik saja terlebih dahulu sebelum kamu menanyakan tentang mereka? Atau apakah kamu mengenal mereka? ”

Yi Ping berkata, “Kamu berdiri tepat di depanku sekarang. Jelas bahwa kamu tidak terluka. Cepat katakan padaku apa yang terjadi pada mereka?”

Ji Lingfeng menjawab dingin, “Aku tidak melakukan apa pun pada mereka. Kami berduel sebentar tapi Teknik Zamrud Ilahi dan teknik pedang mereka terlalu rumit. Mereka bahkan lebih sulit untuk dihadapi daripada Jue Yuan itu. Aku tidak ingin membuang waktuku untuk berkelahi dan bermain-main dengan murid dari Istana Es Abadi jadi aku melarikan diri dari mereka. Aku mengambil jalan memutar kembali ke sini lagi, namun kamu bahkan tidak khawatir akan keselamatanku?"

Yi Ping menghela nafas dengan sungguh-sungguh, “Mereka adalah temanku. Kamu juga temanku. Aku tidak ada yang dirugikan diantara kalian.”

Ji Lingfeng berkata dengan dingin, “Istana Es Abadi adalah tempat terlarang bagi pria dan mereka memiliki aturan ketat tentang itu. Kecil kemungkinan mereka adalah temanmu. Itu pasti hanya imajinasimu. Mereka tampaknya lebih peduli dengan pedang ini. Apakah kamu mencurinya dari mereka? Seperti semua pria, kamu tidak jujur! Aku telah berpikir bahwa kamu berbeda tetapi sekarang, aku tahu sebaliknya!"

Yi Ping panik dan berkata, “Nona, aku tidak ingin berbohong padamu. Aku adalah master baru dari Istana Es Abadi. Adapun wanita kembar itu, mereka adalah Yujian dan Meijian."

Ji Lingfeng sama terkejutnya dan dia bertanya, “Bagaimana bisa? Bukankah Istana Es Abadi adalah tempat terlarang bagi pria? Dengan kemampuanmu yang biasa-biasa saja, kamu bahkan tidak cocok menjadi lawan mereka!”

Yi Ping menghela nafas dan berkata, "Ceritanya panjang..."

Ji Lingfeng sedih di dalam hatinya. Itu karena dia tidak ingin terlibat dengan pembohong dan fakta pemuda yang dia selamatkan ternyata hanyalah pencuri biasa. Jika Yi Ping mengatakan bahwa dia telah mencuri pedang, dia tidak akan keberatan. Tapi pembohong adalah orang yang tidak bisa dipercaya.

Ji Lingfeng berkata dengan dingin disertai ejekan di matanya, “Akan kuberi kesempatan. Cepat, buktikan!”

Meskipun dia mulai tidak mempercayainya, tetapi dia telah memutuskan untuk memberinya kesempatan terakhir untuk menjelaskan.

Yi Ping mulai menceritakan kepadanya apa yang terjadi padanya selama perjalanannya ke Pegunungan Surgawi. Bagaimana dia bertemu Shui Yixian dan bagaimana dia secara tidak sengaja menjadi pemimpin baru Istana Es Abadi.

Setelah Ji Lingfeng mendengar akunnya, ekspresi ketidakpercayaannya tidak hilang.

Meskipun Lingfeng yakin dengan kecerdasan yang ia punya, namun dia masih tidak yakin apakah Yi Ping mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Ketika dia berbicara tentang Shui Yixian, matanya terlihat emosional dan dia sepertinya berada di tempat yang jauh. Seorang pembohong tidak akan mungkin menampilkan perasaan seperti itu kecuali dia benar-benar seorang aktor yang berpengalaman. Lingfeng sangat tersentuh.

Dia menghela nafas dalam hatinya, “Dia pasti mengalami banyak pukulan. Itu sebabnya dia sekarang penuh dengna delusi. Sayang sekali..."

Yi Ping teralu memiliki banyak inkonsistensi dalam dirinya, sehingga Lingfeng sulit untuk mempercayainya. Itu karena melihat tingkat bela diri Yi Ping yang terlalu lemah untuk bisa mewarisi takhta Istana Es Abadi. Hal itu sama saja dengan menghancurkan reputasi Istana Es Abadi, sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan oleh pemimpin Istana Es Abadi.

Selain itu, meskipun dia tidak tahu banyak tentang Istana Es Abadi, sudah diketahui di dunia bela diri bahwa saat ini tidak ada pria di sana dan Peri Surgawi Nyonya Zamrud bersumpah untuk tidak menikah sejak lama! Dan dikatakan bahwa umurnya sudah sembilan puluh tahun jika dia masih hidup sekarang.

Yi Ping hampir menceritakan segalanya kecuali bagian di mana ketika dia harus meninggalkan Istana Es Abadi dengan tergesa-gesa.

Ji Lingfeng membuang muka dan berkata, “Tidak masalah apakah kamu mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Mari kita mengunjungi orang tua itu. Dia adalah orang yang tidak menentu. Aku takut untuk mengunjunginya begitu cepat tetapi karena kamu memintanya dan aku tidak punya alasan untuk mengatakan tidak kepadamu, anggap itu sebagai hal yang sial untukku."

Dia tidak pernah menyangka bahwa pria pertama yang dia sukai adalah seorang pengembara yang hancur dan merupakan orang yang mengalami delusi hingga telah kehilangan akal sehatnya. Dia benar-benar tidak mengharapkan asmara pertamanya menjadi begitu kacau.

Yi Ping sangat gembira dan dia berkata, "Bagus, mari kita bergegas sekarang!" Dia segera mulai berjalan dengan cepat.

Ji Lingfeng melihat ke belakang dan menghela nafas dalam hatinya.

Dia segera berkata, “Hmph. Itu jalan yang salah, kau tahu…”

Yi Ping segera terdiam di tengahh jalan dan dia menatapnya dengan canggung, "Jika begitu, semoga nona bisa memimpin perjalanannya."

Ji Lingfeng berkata, "Jadi aku pemandu wisatamu sekarang?"

Yi Ping tercengang dengan pertanyaannya. Dia meraba-raba dan berkata, "itu karena aku tidak tahu jalannya..."

Ji Lingfeng menghela nafas, "Sebenarnya aku juga tidak terlalu ingat jalannya."

Yi Ping terkejut, “Kamu tidak mengingatnya?”

Ji Lingfeng mengalihkan pandangannya dan berkata, “Di suatu tempat di arah itu. Aku tidak memiliki peta saat itu dan aku ingin sekali menuju ke jalan utama dengan cepat. Jadi aku benar-benar tidak berhenti sejenak untuk mengamati sekelilingku untuk bisa melihat tanda jalan. Itu semua karena aku berjalan terlalu cepat.”

Yi Ping bertanya, “Kamu benar-benar tidak ingat? Tentunya kamu tidak bisa melupakan jalan yang telah kamu lewati. Kita hanya bisa mundur. Ini benar-benar masalah yang sederhana. Kita dapat mencari jalan lama yang kamu lewati sebelumnya. ”

Yi Ping telah menjadi pengembara untuk waktu yang lama. Dia pandai dalam mencari jalan dan jarang tersesat bahkan ketika dia tidak memiliki peta.

Ji Lingfeng merenung sejenak, "Kurasa kita tidak bisa melalui jalannya degan mudah."

Yi Ping bertanya, “Kenapa?”

Ji Lingfeng menghela nafas saat dia menunjuk ke hamparan perbukitan pegunungan di depan mereka, “Aku…melintasi setidaknya tujuh bukit dan telah melompat turun setidaknya dua puluh kali di tebing curam itu. Melompat itu mudah tapi bisakah kita terbang ke atas? Apakah kamu bisa terbang?"

Yi Ping mengedipkan matanya dengan heran. Dia akhirnya berkata, "Apa yang bisa kita lakukan?"

Ji Lingfeng bertanya kepadanya, “Kamu bertanya padaku apa yang harus aku lakukan? Kamulah yang ingin pergi ke tempat terkutuk itu. Aku bahkan tidak ingin pergi ke sana.”

BAB 8 Selesai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Martial Odyssey BAB 5. Peri Pedang Giok Yang Menawan

[BAB Sebelumnya]   [Daftar Isi]   [BAB Selanjutnya] Berikut ini adalah BAB 5 dari novel A Martial Odyssey (Sang Pengembara Bela Diri) BAB 5: Peri Pedang Giok Yang Menawan Ketika Yi Ping sadar kembali, dia mendapati dirinya berada di tempat tidur berbulu yang besar. Tempat tidurnya harum dan nyaman. Dia tidak percaya tempat tidur yang begitu nyaman benar-benar ada. Dia merasa sangat santai di tempat tidur sehingga dia tidak ingin bangun. "Master, kamu sudah bangun?" Suara manis terdengar. Yi Ping tiba-tiba terkejut. Dia tiba-tiba teringat peristiwa yang terjadi di Gunung Surgawi. Dia memanggil dengan panik, "Xian'Er, di mana kamu?" Dia melihat sekelilingnya dan melihat dua gadis cantik berdiri di depan tempat tidur dan tersenyum padanya. Dia mengedipkan matanya. Dia telah mengenali suara Shui Yujian tetapi ada dua 'Yujian' sekarang. Yi Ping berkata, "Yujian?" Gadis cantik yang baru saja berbicara itu tertawa pelan, "Tidak, itu saudara perem...

A Martial Odyssey BAB 6. Gongsun Jing

[BAB Sebelumnya]   [Daftar Isi]   [BAB Selanjutnya] Berikut ini adalah BAB 5 dari novel A Martial Odyssey (Sang Pengembara Bela Diri) BAB 6: Gongsun Jing Yi Ping tidak tahu sudah berapa lama dia pergi sejak dia meninggalkan Istana Es Abadi. Entah itu sudah berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan? Dia benar-benar tidak bisa mengingatnya. Itu karena yang bisa dia ingat hanya pada malam ketika akan meninggalkan Istana Es Abadi, dia sangat mabuk saat itu. Ketika dia bangun, dia berada di tempat tidur dengan telanjang, begitupula Shui Yujian dan Shui Meijian yang tepat berada di sampingnya. Itu sebabnya dia meninggalkan Istana Es Abadi dengan tergesa-gesa, kemudian kebingungan untuk waktu yang lama. Apa yang sebenarnya dia lakukan? Dia tidak percaya dengan apa yang telah terjadi dan yang telah dia lakukan. "Yixian, Yujian, Meijian... maafkan aku..." Dia mengutuk dirinya sendiri karena telah menyakiti Shui Yujian dan Shui Meijian serta menghilangkan rasa kepercaya...

A Martial Odyssey BAB 9. Ji Lingfeng

[BAB Sebelumnya] [Daftar Isi] [BAB Selanjutnya] Ji Lingfeng merapikan lengan baju putihnya yang panjang bahkan dia mengenakan cadar. Kemudian dia memakai topi jerami yang dia bawa di punggungnya. Yi Ping bertanya, “Untuk apa kamu menggunakan itu? Penyamaran seperti itu tidak berguna. Aku pasti bisa mengenalimu bahkan jika kamu berubah menjadi abu. ” Yi Ping mengatakan itu karena sebelumnya dia memiliki masalah dengan wanita berbaju kuning dan siapa pun yang bercadar akan membuatnya kesal. Ji Lingfeng tidak menghiraukannya. Bahkan, alis tipisnya menunjukkan ekspresi yang nakal. Sambil tertawa kecil, “Kamu akan segera tahu. Benarkah jika aku berubah menjadi abu, kamu masih bisa mengenaliku? Aku tidak tahu kamu begitu perhatian padaku. Jika kamu adalah setumpuk abu, aku pasti tidak akan bisa mengenalimu. Yi Ping tidak ingin berdebat dengannya. Dia berkata dengan tergesa-gesa, “Ayo kita berangkat sekarang. Hari semakin gelap. Kamu tidak usah menyesuaikan pakaianmu bahkan membersihkan dir...