Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

A Martial Odyssey BAB 9. Ji Lingfeng

[BAB Sebelumnya] [Daftar Isi] [BAB Selanjutnya] Ji Lingfeng merapikan lengan baju putihnya yang panjang bahkan dia mengenakan cadar. Kemudian dia memakai topi jerami yang dia bawa di punggungnya. Yi Ping bertanya, “Untuk apa kamu menggunakan itu? Penyamaran seperti itu tidak berguna. Aku pasti bisa mengenalimu bahkan jika kamu berubah menjadi abu. ” Yi Ping mengatakan itu karena sebelumnya dia memiliki masalah dengan wanita berbaju kuning dan siapa pun yang bercadar akan membuatnya kesal. Ji Lingfeng tidak menghiraukannya. Bahkan, alis tipisnya menunjukkan ekspresi yang nakal. Sambil tertawa kecil, “Kamu akan segera tahu. Benarkah jika aku berubah menjadi abu, kamu masih bisa mengenaliku? Aku tidak tahu kamu begitu perhatian padaku. Jika kamu adalah setumpuk abu, aku pasti tidak akan bisa mengenalimu. Yi Ping tidak ingin berdebat dengannya. Dia berkata dengan tergesa-gesa, “Ayo kita berangkat sekarang. Hari semakin gelap. Kamu tidak usah menyesuaikan pakaianmu bahkan membersihkan dir

A Martial Odyssey BAB 8. Penghianatan di Dunia Bela Diri

[BAB Sebelumnya] [Daftar Isi] [BAB Selanjutnya] Ketika Yi Ping kembali dengan dua botol anggur istimewa yang dia beli. Sambil memikul anggur itu, tak terasa hari sudah hampir malam. Yi Ping tidak melihat Nona Ji di manapun. Hatinya menjadi kelam, Apakah dia berbohong padanya? Bukan saja dia yang tidak ada di sini, tapi dia juga kehilangan pedang berharganya itu. Dikatakan bahwa ahli di dunia bela diri penuh dengan tipu muslihat dan tipu daya. Aturan pertama yan harus diingat adalah, jangan pernah mempercayai siapa pun. Beberapa petarung mungkin tidak bermaksud jahat tetapi tidak akan ragu untuk menipu orang lain. Dan sepertinya alasan Nona Ji membantunya hanya untuk bisa mengelabuinya agar memberikan pedangnya yang berharga itu atas kehendaknya sendiri. Setelah berteriak selama beberapa waktu, hatinya semakin kelam. Dia kecewa dan mengutuk, “Namanya….namanya mungkin bukan nama sebenarnya! Betapa bodohnya aku.” Dia menenangkan diri dan setelah beberapa saat, dia berkata pada dirinya s