Langsung ke konten utama

A Martial Odyssey (Sang Pengembara Bela Diri)

Cover A Martial Odyssey

Sumber Bahasa Inggris: A Martial Odyssey

Sinopsis

"Dikatakan bahwa ketika seorang tokoh bela diri mencapai tingkat tertinggi seni mereka, mereka dapat mencapai tingkatan surgawi, mengatasi batasan hidup dan mati. Dengan tingkatan itu, mereka harus mengatasi tujuh dewa langit, Genesis (元婴), Enlighten (开光), Emotion (心动), Transverse (出窍), Seventh Sense (分神), Crisis (渡劫) dan Ascend (大乘) untuk melampaui ke Surga."

Ketika pencipta alam semesta, Dewa Agung Pangu menciptakan Tiga Alam yang dikenal sebelum akhir hidupnya; Alam itu adalah Alam Fana, Surgawi dan Abadi, dia juga telah meninggalkan Stellar Sanctuary1 yang akan turun ke Alam Surgawi setiap beberapa ratus tahun. Mereka yang mampu mencapai tingkat tertinggi dari Stellar Sanctuary akan mendapatkan kekuatan Dewa Pangu dan menjadi penerusnya.

Ini bukan hanya romansa yang terjadi dalam dunia bela diri tetapi juga kisah cinta kuno yang terjadi sejak lama ...


Daftar Isi

Bencana Ilahi

BAB 1. Wanita Misterius Berbaju Kuning
BAB 2. Peri Surgawi
BAB 3. Air Mata Es Surgawi
BAB 4. Pertarungan di Pegunungan Surgawi
BAB 5. Peri Pedang Giok Yang Menawan
BAB 6. Gongsun Jing
BAB 7. Tangan Langit Ilahi
BAB 8. Penghianatan di Dunia Bela Diri
BAB 9. Ji Lingfeng



1 Merupakan makam atau tempat suci bintang-bintang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Martial Odyssey BAB 5. Peri Pedang Giok Yang Menawan

[BAB Sebelumnya]   [Daftar Isi]   [BAB Selanjutnya] Berikut ini adalah BAB 5 dari novel A Martial Odyssey (Sang Pengembara Bela Diri) BAB 5: Peri Pedang Giok Yang Menawan Ketika Yi Ping sadar kembali, dia mendapati dirinya berada di tempat tidur berbulu yang besar. Tempat tidurnya harum dan nyaman. Dia tidak percaya tempat tidur yang begitu nyaman benar-benar ada. Dia merasa sangat santai di tempat tidur sehingga dia tidak ingin bangun. "Master, kamu sudah bangun?" Suara manis terdengar. Yi Ping tiba-tiba terkejut. Dia tiba-tiba teringat peristiwa yang terjadi di Gunung Surgawi. Dia memanggil dengan panik, "Xian'Er, di mana kamu?" Dia melihat sekelilingnya dan melihat dua gadis cantik berdiri di depan tempat tidur dan tersenyum padanya. Dia mengedipkan matanya. Dia telah mengenali suara Shui Yujian tetapi ada dua 'Yujian' sekarang. Yi Ping berkata, "Yujian?" Gadis cantik yang baru saja berbicara itu tertawa pelan, "Tidak, itu saudara perem...

A Martial Odyssey BAB 6. Gongsun Jing

[BAB Sebelumnya]   [Daftar Isi]   [BAB Selanjutnya] Berikut ini adalah BAB 5 dari novel A Martial Odyssey (Sang Pengembara Bela Diri) BAB 6: Gongsun Jing Yi Ping tidak tahu sudah berapa lama dia pergi sejak dia meninggalkan Istana Es Abadi. Entah itu sudah berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan? Dia benar-benar tidak bisa mengingatnya. Itu karena yang bisa dia ingat hanya pada malam ketika akan meninggalkan Istana Es Abadi, dia sangat mabuk saat itu. Ketika dia bangun, dia berada di tempat tidur dengan telanjang, begitupula Shui Yujian dan Shui Meijian yang tepat berada di sampingnya. Itu sebabnya dia meninggalkan Istana Es Abadi dengan tergesa-gesa, kemudian kebingungan untuk waktu yang lama. Apa yang sebenarnya dia lakukan? Dia tidak percaya dengan apa yang telah terjadi dan yang telah dia lakukan. "Yixian, Yujian, Meijian... maafkan aku..." Dia mengutuk dirinya sendiri karena telah menyakiti Shui Yujian dan Shui Meijian serta menghilangkan rasa kepercaya...

A Martial Odyssey BAB 9. Ji Lingfeng

[BAB Sebelumnya] [Daftar Isi] [BAB Selanjutnya] Ji Lingfeng merapikan lengan baju putihnya yang panjang bahkan dia mengenakan cadar. Kemudian dia memakai topi jerami yang dia bawa di punggungnya. Yi Ping bertanya, “Untuk apa kamu menggunakan itu? Penyamaran seperti itu tidak berguna. Aku pasti bisa mengenalimu bahkan jika kamu berubah menjadi abu. ” Yi Ping mengatakan itu karena sebelumnya dia memiliki masalah dengan wanita berbaju kuning dan siapa pun yang bercadar akan membuatnya kesal. Ji Lingfeng tidak menghiraukannya. Bahkan, alis tipisnya menunjukkan ekspresi yang nakal. Sambil tertawa kecil, “Kamu akan segera tahu. Benarkah jika aku berubah menjadi abu, kamu masih bisa mengenaliku? Aku tidak tahu kamu begitu perhatian padaku. Jika kamu adalah setumpuk abu, aku pasti tidak akan bisa mengenalimu. Yi Ping tidak ingin berdebat dengannya. Dia berkata dengan tergesa-gesa, “Ayo kita berangkat sekarang. Hari semakin gelap. Kamu tidak usah menyesuaikan pakaianmu bahkan membersihkan dir...